Mahjong Wins

Mahjong Wins

Mahjong Wins

Mahjong Ways

Mahjong Ways

Mahjong Ways

Mahjong Ways

Mahjong Ways

Mahjong Ways

Mahjong Wins

driver ojol di medan menggunakan pola mahjong ways terbaru

inspirasi terbaru di bagikan seorang arsitektur pola mahjong ways

mahasiswi hukum berhasil menggapai cita citanya lewat mahjong

mudah maxwin lewat mahjong ways berkat teknik spin orangtua

mulyono debt collector mencoba mahjong ways penghasilan sampingan

profesi tukang reparasi bukan halangan untuk maxwin di mahjong ways

rayap besi main mahjong ways sambil gergaji tiang listrik

seniman jalanan kembali menginspirasi masyarakat berkat menang mahjong ways

seorang buruh harian menciptakan metode kemenangan mahjong ways

seorang fotografer sukses memotret kesuksesannya lewat mahjong wins

aspek yuridis jual beli surat maxwin pada mahjong ways 2

inovasi pemerintah kota bandung dalam penanganan mahjong ways

pemanfaatan modal kecil pada aspek kebutuhan maxwin 91919191

analisa faktor yang dapat membantu pemain meraih jp hari ini

strategi kemenangan seorang ojol dalam bekerja sambilan bermain mahjong

optimalisasi modal dengan bermain mahjong tanpa takut rungkad

pengembangan sumber daya manusia yang turut membantu kemenangan mahjong wins

faktor penghambat maxwin yang masih dilakukan di mahjong ways 2

perbandingan mahjong ways dan mahjong wins dalam memberikan kemenangan

ekspresi seorang buruh tani asal solo menang mahjong 29292929

DPR Pertanyakan Minimnya Penyerapan Kerja Meski Lowongan Banyak: SDM Tak Siap? – Lead News

DPR Pertanyakan Minimnya Penyerapan Kerja Meski Lowongan Banyak: SDM Tak Siap?

DPR Pertanyakan Minimnya Penyerapan Kerja Meski Lowongan Banyak: SDM Tak Siap?

Zainul Munasichin Ungkap Kemungkinan Penyebab Tingginya Pengangguran

https://leadnepal.com/ JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Zainul Munasichin, menyoroti fenomena tingginya angka pengangguran di Indonesia meski jumlah lowongan kerja yang tersedia terbilang besar. Menurutnya, salah satu penyebab utama bisa jadi karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia belum memiliki kompetensi yang memadai.

“Bisa jadi SDM kita belum kompeten. Lowongan kerja banyak tapi tidak bisa diisi, karena tenaga kerja kita belum sesuai standar yang dibutuhkan,” ujar Zainul saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Pentingnya Iklim Usaha yang Sehat

Zainul juga menekankan bahwa ekosistem usaha di tingkat hulu harus dalam kondisi yang baik agar berdampak pada terserapnya tenaga kerja di sektor hilir. Menurutnya, jika kondisi hulu seperti investasi dan perizinan tidak mendukung, maka penciptaan lapangan kerja yang berkualitas pun akan terganggu.

“Kalau hulu kita tidak sehat, otomatis sektor hilir seperti tenaga kerja akan sulit berkembang,” ungkapnya.

Investasi Besar, Penyerapan Tenaga Kerja Rendah

Pada kuartal pertama 2025, Zainul menyebutkan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 15 persen. Namun, penyerapan tenaga kerjanya justru minim.

“Total investasi mencapai Rp 486 triliun, tapi hanya menyerap sekitar 600 ribu tenaga kerja. Artinya, untuk merekrut satu pekerja, dibutuhkan sekitar Rp 700 juta investasi. Itu sangat tidak efisien,” kata Zainul.

Investasi Padat Modal vs Padat Karya

Zainul menduga, salah satu penyebab rendahnya serapan tenaga kerja adalah karena sebagian besar investasi bersifat padat modal, bukan padat karya. Ia mencontohkan sektor tambang sebagai industri padat modal, di mana Rp 1 triliun hanya dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja. Berbeda dengan sektor pertanian, yang dapat menyerap hingga 150 ribu pekerja dengan jumlah investasi yang sama.

Masalah Birokrasi dan Biaya Tinggi

Tak hanya itu, Zainul juga menyinggung soal hambatan birokrasi dan biaya tinggi (high cost economy) yang menyebabkan dana investasi tidak maksimal untuk aktivitas produksi.

“Mungkin sektor padat karya, tapi proses perizinannya mahal dan panjang. Bahkan, ada gangguan dari ormas-ormas yang meminta dana. Ini membuat biaya investasi menjadi tinggi,” jelasnya.

Statistik Pengangguran di Indonesia Tahun 2025

Berdasarkan data terbaru, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang atau sekitar 4,76 persen dari total angkatan kerja. Dari angka tersebut, latar belakang pendidikan penganggur sangat beragam, mulai dari lulusan sekolah dasar hingga sarjana.

  • 2.422.846 lulusan SD dan SMP
  • 2.038.893 lulusan SMA
  • 1.628.517 lulusan SMK
  • 1.010.652 lulusan perguruan tinggi
  • 177.399 lulusan diploma

Sebagian Besar Penduduk Bekerja di Sektor Informal

Dari total 145,77 juta penduduk Indonesia yang bekerja, hanya sekitar 38,67 persen berada di sektor formal. Sementara itu, 56,57 persen lainnya bekerja di sektor informal, termasuk pekerjaan tidak tetap dan setengah pengangguran.

Fakta ini menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam meningkatkan kualitas dan daya serap lapangan kerja di Indonesia, serta pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal secara menyeluruh.

Post Comment