POLITIK
Ancaman dan Peluang dari Kecerdasan Buatan (AI), Apresiasi untuk Kompas.com di Usia ke-30 Tahun, Dinilai Jadi Rujukan Utama Pemerintah, Kolaborasi Media dan Pemerintah untuk Masa Depan Digital, Tantangan Literasi Digital di Tengah Ledakan Pengguna Internet, Transformasi Digital: Dari Kompas Digital ke Kompas.com
adminmarket
0 Comments
Meutya Hafid di HUT ke-30 Kompas.com: Banyak Masyarakat Bergantung pada Media Massa
Apresiasi untuk Kompas.com di Usia ke-30 Tahun
https://leadnepal.com/ JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memberikan apresiasi kepada Kompas.com sebagai salah satu media yang mampu merespons perubahan zaman, terutama di tengah tantangan era digital yang penuh disrupsi. Hal ini disampaikannya dalam acara perayaan HUT ke-30 yang digelar di Menara Kompas, Senin (15/9/2025).
“Media massa tidak hanya bertugas menyampaikan kondisi saat ini, tetapi juga harus mampu melihat dan membaca arah masa depan. Karena pengaruhnya besar, banyak masyarakat menggantungkan informasi mereka pada media,” ujar Meutya.
Transformasi Digital: Dari Digital ke
Meutya mengenang perjalanan Kompas.com yang bermula pada tahun 1995 , di mana saat itu belum banyak media konvensional yang berani beralih ke ranah digital. Menurutnya, kemampuan Kompas.com untuk beradaptasi adalah buah dari “kerendahan hati” dalam menerima perubahan dan mendengarkan kebutuhan publik.
“Kompas Digital mampu menyesuaikan diri karena mereka punya kerendahan hati untuk belajar dari zaman dan mendengarkan suara masyarakat,” tuturnya.
Ia menekankan bahwa kemampuan media dalam beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi merupakan karakter penting yang wajib dimiliki agar tetap relevan.
Dinilai Jadi Rujukan Utama Pemerintah
Lebih lanjut, Meutya mengungkapkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Digital rutin memantau berita-berita yang beredar secara daring. Dalam proses itu, Kompas.com seringkali muncul sebagai sumber informasi terpercaya dan menenangkan, baik bagi publik maupun pemerintah.
“Di sistem monitoring kami, Kompas.com cukup dominan. Ini sebenarnya rahasia, tapi memang kenyataannya begitu,” ujar Meutya sambil tersenyum. “Media seperti Kompas.com yang menjaga etika dan menyajikan informasi akurat memberi rasa tenang bagi kami di pemerintah.”
Tantangan Literasi Digital di Tengah Ledakan Pengguna Internet
Dalam kesempatan yang sama, Meutya juga memaparkan data terbaru terkait kondisi digital di Indonesia. Saat ini, terdapat sekitar 226 juta pengguna internet aktif atau setara dengan 80,6% dari populasi nasional.
Namun, masih ada sekitar 50 juta warga yang belum tersentuh oleh akses internet. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama dalam konteks pemerataan digital.
Di sisi usia, kelompok usia 20–29 tahun mendominasi pengguna internet dengan porsi 33%, sementara anak-anak usia 0–14 tahun menunjukkan angka yang tinggi dalam akses internet (70%), namun 80% orang tua tidak mengetahui aktivitas digital anak-anak mereka.
“Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua. Literasi digital harus ditanamkan lebih masif, terutama pada keluarga dan anak-anak. Pemerintah tidak bisa sendirian,” tegas Meutya.
Ancaman dan Peluang dari Kecerdasan Buatan (AI)
Tak hanya soal literasi, Meutya juga menyoroti tantangan baru yang datang dari perkembangan teknologi AI (Artificial Intelligence). Ia menggambarkan bagaimana perubahan teknologi berjalan begitu cepat dan tak bisa dihentikan.
“Saya pernah pakai pager, dan sekarang kita bisa live lewat Zoom. Perubahannya sangat cepat, bahkan lebih cepat dari yang kita bayangkan,” katanya. Ia memberi contoh negara seperti Albania, yang sudah memiliki menteri khusus urusan AI untuk menangani isu-isu strategis di ranah digital.
Menurut Meutya, laju perkembangan teknologi tidak akan menunggu kesiapan suatu negara, sehingga kolaborasi antara pemerintah dan media menjadi sangat penting.
Kolaborasi Media dan Pemerintah untuk Masa Depan Digital
Menutup sambutannya, Meutya berharap di usia ke-30 tahun, Kompas.com dapat memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam membangun literasi digital yang lebih luas dan mendalam.
“Media seperti Kompas.com lebih didengar oleh publik daripada pemerintah. Maka, kolaborasi untuk membangun kesadaran digital sangat dibutuhkan. Meski tantangannya tidak kecil, saya percaya setiap tantangan hadir bersamaan dengan kemudahan yang ditawarkan zaman,” ujarnya.
Post Comment