China Beri Peringatan Keras Negara yang Bersekutu dengan AS
https://leadnepal.com/ NEW YORK,- China mengeluarkan peringatan keras akan memberikan balasan kepada negara-negara yang bekerja sama dengan AS dalam tindakan yang merugikan kepentingan Beijing. Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini berpotensi menyeret negara-negara lain ke dalamnya. Dilansir dari CNBC, Senin (21/4/2025), peringatan dari China ini muncul seiring dengan laporan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana menggunakan negosiasi tarif untuk menekan sekutu-sekutu AS agar membatasi transaksi perdagangan dengan China.
Trump pada bulan ini menunda kenaikan tarif signifikan terhadap negara-negara lain selama 90 hari, namun meningkatkan bea masuk lebih lanjut atas produk-produk dari China menjadi 145 persen.
“China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Apabila hal ini terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan mengambil tindakan balasan yang setimpal dengan tegas,” demikian pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Kementerian tersebut juga menyoroti risiko bagi semua negara apabila perdagangan internasional kembali ke “hukum rimba.” Pernyataan itu juga berupaya menampilkan China sebagai pihak yang bersedia bekerja sama dengan semua pihak dan menjunjung tinggi keadilan serta kewajaran internasional.
Kementerian Perdagangan China menyebut tindakan AS sebagai “penyalahgunaan tarif” dan “intimidasi sepihak.” China sendiri telah membalas tarif AS dengan mengenakan pungutan sebesar 125 persen atas impor barang-barang dari AS.
Beijing juga telah membatasi ekspor mineral-mineral penting dan memasukkan sejumlah perusahaan AS, yang sebagian besar berukuran lebih kecil, ke dalam daftar hitam yang membatasi kemampuan mereka untuk berbisnis dengan perusahaan-perusahaan China. Para analis tidak memperkirakan AS dan China akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat, meskipun Trump pada pekan lalu menyatakan perkiraannya bahwa kesepakatan dapat tercapai dalam tiga hingga empat minggu mendatang.
Presiden China Xi Jinping pada minggu lalu melakukan kunjungan ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja dalam perjalanan luar negeri pertamanya di tahun 2025.
Dalam pernyataan resmi China mengenai pertemuannya dengan para pemimpin ketiga negara tersebut, Xi menyerukan upaya bersama untuk menentang tarif dan “intimidasi sepihak.” Sejak Trump memberlakukan tarif impor terhadap China selama masa jabatan pertamanya, China telah meningkatkan perdagangannya dengan Asia Tenggara, yang kini menjadi mitra dagang terbesar China di tingkat regional. AS tetap menjadi mitra dagang terbesar China di tingkat satu negara.
Pada minggu lalu, Kementerian Perdagangan China mengganti negosiator perdagangan internasional utamanya dengan Li Chenggang, yang juga menjabat sebagai wakil menteri dan sebelumnya menjabat sebagai duta besar negara tersebut untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). China telah mengajukan gugatan terhadap AS ke WTO terkait kenaikan tarif terbaru yang diberlakukan oleh Trump.
Post Comment