Pemerintah
Investasi Besar, Investasi Padat Modal vs Padat Karya, Masalah Birokrasi dan Biaya Tinggi, Pentingnya Iklim Usaha yang Sehat, Penyerapan Tenaga Kerja Rendah, Sebagian Besar Penduduk Bekerja di Sektor Informal, Statistik Pengangguran di Indonesia Tahun 2025, Zainul Munasichin Ungkap Kemungkinan Penyebab Tingginya Pengangguran
adminmarket
0 Comments
DPR Pertanyakan Minimnya Penyerapan Kerja Meski Lowongan Banyak: SDM Tak Siap?
Zainul Munasichin Ungkap Kemungkinan Penyebab Tingginya Pengangguran
https://leadnepal.com/ JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Zainul Munasichin, menyoroti fenomena tingginya angka pengangguran di Indonesia meski jumlah lowongan kerja yang tersedia terbilang besar. Menurutnya, salah satu penyebab utama bisa jadi karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia belum memiliki kompetensi yang memadai.
“Bisa jadi SDM kita belum kompeten. Lowongan kerja banyak tapi tidak bisa diisi, karena tenaga kerja kita belum sesuai standar yang dibutuhkan,” ujar Zainul saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Pentingnya Iklim Usaha yang Sehat
Zainul juga menekankan bahwa ekosistem usaha di tingkat hulu harus dalam kondisi yang baik agar berdampak pada terserapnya tenaga kerja di sektor hilir. Menurutnya, jika kondisi hulu seperti investasi dan perizinan tidak mendukung, maka penciptaan lapangan kerja yang berkualitas pun akan terganggu.
“Kalau hulu kita tidak sehat, otomatis sektor hilir seperti tenaga kerja akan sulit berkembang,” ungkapnya.
Investasi Besar, Penyerapan Tenaga Kerja Rendah
Pada kuartal pertama 2025, Zainul menyebutkan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 15 persen. Namun, penyerapan tenaga kerjanya justru minim.
“Total investasi mencapai Rp 486 triliun, tapi hanya menyerap sekitar 600 ribu tenaga kerja. Artinya, untuk merekrut satu pekerja, dibutuhkan sekitar Rp 700 juta investasi. Itu sangat tidak efisien,” kata Zainul.
Investasi Padat Modal vs Padat Karya
Zainul menduga, salah satu penyebab rendahnya serapan tenaga kerja adalah karena sebagian besar investasi bersifat padat modal, bukan padat karya. Ia mencontohkan sektor tambang sebagai industri padat modal, di mana Rp 1 triliun hanya dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja. Berbeda dengan sektor pertanian, yang dapat menyerap hingga 150 ribu pekerja dengan jumlah investasi yang sama.
Masalah Birokrasi dan Biaya Tinggi
Tak hanya itu, Zainul juga menyinggung soal hambatan birokrasi dan biaya tinggi (high cost economy) yang menyebabkan dana investasi tidak maksimal untuk aktivitas produksi.
“Mungkin sektor padat karya, tapi proses perizinannya mahal dan panjang. Bahkan, ada gangguan dari ormas-ormas yang meminta dana. Ini membuat biaya investasi menjadi tinggi,” jelasnya.
Statistik Pengangguran di Indonesia Tahun 2025
Berdasarkan data terbaru, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang atau sekitar 4,76 persen dari total angkatan kerja. Dari angka tersebut, latar belakang pendidikan penganggur sangat beragam, mulai dari lulusan sekolah dasar hingga sarjana.
- 2.422.846 lulusan SD dan SMP
- 2.038.893 lulusan SMA
- 1.628.517 lulusan SMK
- 1.010.652 lulusan perguruan tinggi
- 177.399 lulusan diploma
Sebagian Besar Penduduk Bekerja di Sektor Informal
Dari total 145,77 juta penduduk Indonesia yang bekerja, hanya sekitar 38,67 persen berada di sektor formal. Sementara itu, 56,57 persen lainnya bekerja di sektor informal, termasuk pekerjaan tidak tetap dan setengah pengangguran.
Fakta ini menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam meningkatkan kualitas dan daya serap lapangan kerja di Indonesia, serta pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal secara menyeluruh.
Post Comment